Ini Sejarah Hari Valentine
Ragam
Halo sobat.. kali ini saya akan membahas sesuatu di luar topik blog ini, tetapi menarik untuk kita ketahui bersama. Yaitu perihal Valentine Day, lebih tepatnya perihal sejarah hari valentine. Sebelumnya kau sudah tahu kan apa itu valentine day? Kalau kau tinggal di Indonesia, niscaya sudah mengenal perayaan ini alasannya ialah pada bulan February menyerupai ketika ini, niscaya ada beberapa sampaumur yang merayakannya. Bagi kau yang belum tahu apa itu Valentine, atau kau yang tidak mau merayakannya, selamat.... berarti kau termasuk anak muda yang keren. Loh kok bisa? ya alasannya ialah kau termasuk anak muda yang gak cuma ikut-ikutan trend, kau termasuk anak muda yang berprinsip, dan yang niscaya kau termasuk anak muda yang berpikir. Lo kok berpikir mas? Gini, kalau kau melaksanakan suatu hal tapi kau gak ngerti dasarnya, atau kau gak ngerti sejarahnya, maka kau bukan termasuk orang - orang yang mensyukuri nikmat logika dan panca indra yang telah dianugerakan Tuhan. Seperti Firman Alloh dalam surah Al-Isra ayat 36 .
“ Dan janglah kau mengikuti apa yang kau tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”.
Kita sebagai insan telah diberi logika semoga sanggup berpikir, membaca setiap kejadian, mana yang baik dilakukan dan mana yang tidak, mana yang harus dilakukan dan mana yang harus kita hindari. Oleh alasannya ialah itu, sudah seharusnya kita tidak sekedar ikut-ikutan merayakan suatu perayaan tanpa kita mengetahui landasan atau sejarahnya. mari simak sejarah hari velentine berikut ini.
Pada hari kedua dan ketiga ( 13 dan 14 Februari) mereka melaksanakan upacara persembahan kepada dewi cinta yaitu Juno Februata. Di hari tersebut ada sebuah kebiasaan yang disebut dengan lotre pasangan. Para perempuan memasukkan namanya pada sebuah bejana. lalu diundi dan sang laki-laki mengambil satu nama pada bejana. Nama perempuan yang diambil pria, akan menjadi kekasihnya selama waktu tertentu. Tradisi ini banyak digemari masyarakat romawi sehingga banyak disebarkan secara luas bahkan hingga seluruh eropa.
Budaya paganisme semacam ini yang menciptakan pedoman kristen sulit berkembang di Eropa pada awal-awal masuk. Untuk menyiasatinya, maka Paus Gelasius 1 mengganti nama upacara Lupercalia menjadi Valentine Day. Ternyata cara ini cukup efektif menarik orang romawi masuk gereja. Valentine day sendiri diambil dari nama seorang pendeta berjulukan St. Valentino yang meninggal dunia pada tanggal 14 Februari 269 masehi. Dia dihukum mati oleh raja Claudius II dikarenakan telah menentang ketetapan Raja. Pada ketika itu Raja Claudius II menetapkan bahwa muda - mudi dihentikan menikah sebelum mengikuti kegiatan wajib militer. Tetapi St. Valentine menetang kebijakan ini dan malah menikahkan beberapa pasangan muda mudi secara sembunyi- sembunyi di gereja. Hal ini yang menciptakan raja murka, sehingga mengeksekusi mati St. Valentine pada tanggal 14 Februari. Karena dianggap jagoan yang memperjuangkan cinta, semenjak ketika itu para pendukungnya memperingati tanggal 14 februari sebagai hari valentine.
Upaya paus Gelasius mengganti lupercalia menjadi valentine day, merupakan bentuk sinkretisme agama yaitu mencampuradukkan budaya pagan dengan kebiasaan umat kristen. Dari sini terperinci sudah bahwa hari valentine merupakan budaya yang berasal dari bangsa romawi kuno penyembah banyak dewa, dan juga budaya umat kristen yang merupakan kegiatan misionaris.
Kenyataannya, di masyarakat kita tradisi seks bebas inilah yang berkembang ketika perayaan hari valentine. Dibungkus dengan kedok hari kasih sayang dengan menawarkan pacar mereka hadiah, kado, atau coklat, yang berujung pada kegiatan haram yaitu seks dengan pasangan yang tidak halal.
Jadi, apa sikapmu kini sehabis mengetahui sejarah kelam valentine day? masih mau ikut-ikutan merayakannya? So niscaya sebagai generasi muda yang masih sehat dan berakal, akan menjauhi perayaan hari valentine dan perayaan-perayaan homogen yang sama sekali tidak ada keuntungannya bahkan sudah terperinci ancaman dan dampak buruknya. Demikian tadi ulasan perihal sejarah hari valentine, semoga bermanfaat.
Artikel terkait : Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi
“ Dan janglah kau mengikuti apa yang kau tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”.
Kita sebagai insan telah diberi logika semoga sanggup berpikir, membaca setiap kejadian, mana yang baik dilakukan dan mana yang tidak, mana yang harus dilakukan dan mana yang harus kita hindari. Oleh alasannya ialah itu, sudah seharusnya kita tidak sekedar ikut-ikutan merayakan suatu perayaan tanpa kita mengetahui landasan atau sejarahnya. mari simak sejarah hari velentine berikut ini.
Sejarah Hari Valentine
Kenapa disebut valentine? dari mana asal undangan kata valentine? Bagi kau muslim yang gembira dan suka merayakan valentine, kau harus tahu bahwa bergotong-royong valentine berasal dari nama seorang pendeta berjulukan St. Valentine di masa kerajaan Romawi. Peristiwa ini dimulai di masa romawi kuno dimana mereka memiliki suatu perayaan dan upacara penyembahan dan penyucian terhadap ilahi - ilahi disebuat upacara Lupercalia. Perayaan ini diselenggarakan setiap tanggal 13 hingga 18 Februari. Lupercalia diambil dari nama ilahi Lupercus yaitu ilahi kesuburan yang digambarkan berpakain setengah telanjang dengan kulit dari domba.Pada hari kedua dan ketiga ( 13 dan 14 Februari) mereka melaksanakan upacara persembahan kepada dewi cinta yaitu Juno Februata. Di hari tersebut ada sebuah kebiasaan yang disebut dengan lotre pasangan. Para perempuan memasukkan namanya pada sebuah bejana. lalu diundi dan sang laki-laki mengambil satu nama pada bejana. Nama perempuan yang diambil pria, akan menjadi kekasihnya selama waktu tertentu. Tradisi ini banyak digemari masyarakat romawi sehingga banyak disebarkan secara luas bahkan hingga seluruh eropa.
Budaya paganisme semacam ini yang menciptakan pedoman kristen sulit berkembang di Eropa pada awal-awal masuk. Untuk menyiasatinya, maka Paus Gelasius 1 mengganti nama upacara Lupercalia menjadi Valentine Day. Ternyata cara ini cukup efektif menarik orang romawi masuk gereja. Valentine day sendiri diambil dari nama seorang pendeta berjulukan St. Valentino yang meninggal dunia pada tanggal 14 Februari 269 masehi. Dia dihukum mati oleh raja Claudius II dikarenakan telah menentang ketetapan Raja. Pada ketika itu Raja Claudius II menetapkan bahwa muda - mudi dihentikan menikah sebelum mengikuti kegiatan wajib militer. Tetapi St. Valentine menetang kebijakan ini dan malah menikahkan beberapa pasangan muda mudi secara sembunyi- sembunyi di gereja. Hal ini yang menciptakan raja murka, sehingga mengeksekusi mati St. Valentine pada tanggal 14 Februari. Karena dianggap jagoan yang memperjuangkan cinta, semenjak ketika itu para pendukungnya memperingati tanggal 14 februari sebagai hari valentine.
Upaya paus Gelasius mengganti lupercalia menjadi valentine day, merupakan bentuk sinkretisme agama yaitu mencampuradukkan budaya pagan dengan kebiasaan umat kristen. Dari sini terperinci sudah bahwa hari valentine merupakan budaya yang berasal dari bangsa romawi kuno penyembah banyak dewa, dan juga budaya umat kristen yang merupakan kegiatan misionaris.
Valentine di Indonesia
Di Indonesia, perayaan hari valentine diartikan sebagai hari kasih sayang. Disimbolkan dengan LOVE. padahal, kalau kita cermati, makna kasih sayang lebih sempurna diartikan dengan kata affection, bukan love. Makna love dipilih alasannya ialah bersumber dari sejarah valentine yaitu ritual LUPERCALIA. Dimana pada perayaan lupercalia terdapat kebiasaan perta perkawinan/ seks. Maka sejatinya hari valentine merupakan tradisi seks bebas.Kenyataannya, di masyarakat kita tradisi seks bebas inilah yang berkembang ketika perayaan hari valentine. Dibungkus dengan kedok hari kasih sayang dengan menawarkan pacar mereka hadiah, kado, atau coklat, yang berujung pada kegiatan haram yaitu seks dengan pasangan yang tidak halal.
Jadi, apa sikapmu kini sehabis mengetahui sejarah kelam valentine day? masih mau ikut-ikutan merayakannya? So niscaya sebagai generasi muda yang masih sehat dan berakal, akan menjauhi perayaan hari valentine dan perayaan-perayaan homogen yang sama sekali tidak ada keuntungannya bahkan sudah terperinci ancaman dan dampak buruknya. Demikian tadi ulasan perihal sejarah hari valentine, semoga bermanfaat.
Artikel terkait : Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi